Fraksipan.com – Tren hubungan Indonesia – Tiongkok, selalu akan terkait dengan isu ekonomi dan politik. Karena dua hal tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap hajat hidup masyarakat masing masing negara, yang didalamnya terdiri dari berbagai etnis yang bisa saja kemudian juga terpengaruh dan kemudian terjadi disharmonisasi. Kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial akan menjadi pemicu kerawanan-kerawanan.
Demikian disampaikan Hj. Laila Istiana DS S.E Anggota Fraksi PAN DPR RI, saat berbicara dalam Simposium tentang hubungan Indonesia China atas undangan Jinan University Guangzhou China tanggal 7 Nopember 2015, dimana ia mendapatakan materi dengan thema Sociological Cultural Relation between Indonesia and China.
Laila mencontohkan seperti akhir-akhir ini isu pengiriman tenaga kerja Tiongkok disaat warga negara Indonesia membutuhkan banyak peluang kerja, disadari atau tidak, telah memunculkan senitmen-sentimen yang jika tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan disharmonisasi.
“Kebudayaan, pendidikan dan pariwisata diyakini mampu menjadi penjaga harmonisasi hubungan Indonesia – Tiongkok. Tiga bidang tersebut telah teruji karena memiliki basis interaksi yang cukup lama di bumi pertiwi. Kita harus belajar dari sejarah. Interaksi ekonomi dan politik hendaknya belajar dari bagaimana interaksi sosial budaya yang terjadi selama ini” tambahnya
Laila menjelaskan,bidang pendidikan bisa dibangun tidak hanya untuk mengejar peningkatan kualitas sumberdaya manusia, namun juga untuk menjaga pemahaman sejarah interaksi sosial yang saling menghargai, saling menghormati antar etnis dimasa lalu.. Seiring dengan hubungan Indonesia – Tiongkok yang semakin erat, kerjasama bidang pendidikan akan menjadi bidang yang terus berkembang.
Dalam seminar tersebut berbicara 9 pakar dari berbagai disiplin ilmu yang dibagi dalam 3 session acara bidang politik & ekonomi, bidang maritim dan bidang Sosial Budaya. (ed)
