Pemerintah Perlu Terobosan Terkait Peningkatan Tenaga Kerja Asing

676
Saleh P Daulay

Fraksipan.com – Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, adanya lonjakan signifikan terhadap jumlah pekerja asing paruh waktu yang masuk ke Indonesia pada awal tahun 2016.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menuturkan, perlu adanya terobosan-terobosan baru yang dilakukan pemerintah untuk menaikkan kualitas para pekerja Indonesia.

“Jika tidak, para pekerja kita akan menjadi penonton di rumah sendiri,” ujar Saleh melalui keterangan tertulisnya, Selasa (1/3/2016). Seperti dilansir Kompas.com

Ia menambahkan, lonjakan angka pekerja asing itu adalah awal dari dampak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana tenaga-tenaga kerja Indonesia mulai kalah bersaing dengan tenaga asing.

Di saat pemerintah gagal menambah jumlah lapangan kerja secara signifikan, lanjut dia, fenomena kehadiran para pekerja asing ini harus betul-betul menjadi perhatian khusus.

“Ini bisa berdampak tidak baik dalam kehidupan sosial. Semakin banyak WNA yang bekerja di Indonesia, semakin banyak pengangguran di tanah air,” kata anggota DPR RI Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Saleh berpendapat, ada beberapa kementerian lembaga yang terkait langsung dengan masalah ini.

Di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, dan lainnya.

Kementerian-kementerian tersebut, kata Saleh, sudah semestinya melakukan koordinasi dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Menurutnya, dengan potensi tenaga kerja dalam negeri yang begitu besar, seharusnya Indonesia tak kalah bersaing dengan negara luar.

“Pada titik inilah, peran pemerintah dituntut untuk berbuat dalam memproteksi tenaga-tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

BPS melaporkan, ada 37.991 kunjungan warga negara asing (WNA) ke Indonesia untuk waktu singkat atau kurang dari setahun.

Dari angka tersebut, WNA yang berkunjung tidak untuk bekerja tercatat dalam 12.754 kunjungan, dan yang bekerja paruh waktu tercatat dalam 25.238 kunjungan. Pada bulan sebelumnya, jumlah WNA yang berkunjung untuk bekerja paruh waktu tercatat dalam 14.550 kunjungan.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, pemerintah harus mencermati kunjungan WNA untuk bekerja paruh waktu.

“Dibandingkan dengan Desember 2015 atau sebulan sebelumnya, WNA yang berkunjung untuk bekerja paruh waktu jumlahnya melonjak 73,46 persen,” kata Suryamin dalam paparannya di Jakarta.

Adapun WNA yang berkunjung tidak untuk bekerja meliputi wisatawan mancanegara, orang yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan, pendakwah atau rohaniwan, serta peneliti.

“Yang bekerja paruh waktu, jika dibandingkan tahun lalu, naiknya tajam sampai 69,3 persen. Ini dalam rangka MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), pemerintah harus mengantisipasi,” kata Suryamin. (ed)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here