Fraksipan.com – Anggota DPR RI dari fraksi PAN Bara Hasibuan menilai sikap berkubu kubu pasca pilkada sangat mengkhawatirkan, jika terus terjadi ini merupakan kemunduran demokrasi.
Menurutnya, persaingan politik perebutan jabatan publik merupakan event uji coba untuk warga negara siap menerima perbedaan dan menyelesaikan perbedaan tersebut dalam mekanisme damai.
Perbedaan – perbedaan dalam persaingan politik tersebut menyebabkan warga tergabung dalam kelompok-kelompok yang menguatkan politik identitas berbasis agama, etnis dan tempat.
Pilpres 2014 dan Pilkada DKI telah membelah warga ke dalam perkubuan tersebut.
“Perkubuan warga akibat persaingan politik masih akan terus terjadi. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan dan merupakan kemunduran demokrasi bangsa ini. Apalagi kita masih akan menyelenggarakan pilkada serentak 2018 dan pileg serta pilpres di 2019. Intinya, perkubuan tersebut jangan sampai mendorong konflik, apalagi bersifat fisik. Kita mengharapkan aparat keamanan mampu mengantisipasinya,” kata Bara Hasibuan yang juga Waketum PAN itu di Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Akibat perkubuan yang menajam telah meninggalkan luka, kebencian dan mudah menyulut pertengkaran.
“Untuk mencegah konflik kuncinya law enforcement yang kuat, dan yang tidak kalah penting, sikap kenegarawan dari setiap tokoh dalam mensikapi persoalan. Para tokoh harus terus menyuarakan pesan damai, bukan memprovokasi kebencian ” ungkap Bara.
Bara menjelaskan bahwa semua pihak harus berkontribusi untuk memperdalam proses demokrasi karena di Pilpres 2014 dan pilkada Jakarta 2017 persaingan terjebak kepada masalah identitas. Semua pihak harus bekerja keras mendorong warga untuk beralih memberi tempat kepada faktor lain di samping identitas.
“Kita harus mewujudkan meritokrasi. Seorang pemimpin dipilih karena prestasi dan kinerja. Dan ditantang dengan alasan yang sama, ” jelas Bara (ed).