Fraksipan.com – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menghadiri Pelatihan Kewirausahaan dan Sosialisasi Tax Amnesty yang digelar Mandala Institute di Saung Bilik, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akhir pekan lalu. Pelatihan tersebut juga dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar Harahap, Rektor Universitas Singa perbangsa Karawang (Unsika) Dr Sutirna, dan Deputi Direktur BI Jabar, Dudi Dermawan Saputra.
Ahmad Najib mengatakan, pelatihan kewirausahaan ini sengaja digelar di tengah sulitnya warga masyarakat mencari kerja di kantoran ataupun di pabrik-pabrik. Apalagi, kata dia, jika masyarakat tak memiliki ijazah.
“Kalau tak memiliki ijazah perusahan akan sulit menerima. Maka solusi terbaik adalah melirik ke wirausaha. Untuk paham kewirausahaan, maka diadakanlah pelatihan ini,” ujar Anggota Dewan Dapil Jabar II ini dalam keterangannya, Selasa (13/9/16).
Selain itu, kata Najib, para peserta pelatihan pun diberikan pemahaman sistem perpajakan dasar hingga gambaran tax amnesty atau pengampunan pajak.
“Kendala yang dihadapi negara kita salah satunya masalah pajak. Pajak seolah tidak dapat dirasakan langsung masyarakat,” tegas Najib.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar Harahap menyambut baik pelatihan yang dilaksanakan Ahmad Najib melalui Mandala Institute ini. “BI sudah lama membina KUKM,” ujar lulusan SMA 8 Bandung ini. Hendar berpesan kepada para peserta pelatihan bahwa jika ada uang yang sudah lusuh, lecek, asal uangnya asli, tukarkan ke bank Indonesia terdekat. “Jangan malu-malu,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Direktur BI Jabar Dudi Dermawan Saputra mengungkapkan, kebijakan BI terkait penguatan modal UMKM terbagi dalam dua kebijakan. Pertama, kata dia, kebijakan Demand Side, yakni kebijakan yang diarahkan untuk mendorong UMKM agar mampu meningkatkan elijibilitas dan kapabilitasnya sehingga mampu memenuhi persyaratan dari bank (bankable).
“Kedua, kebijakan supplys side, yaitu pengembangan kebijakan yang difokuskan kepada berbagai kebijakan dan program untuk membantu bank dalam menyalurkan kredit kepada UMKM,” kata dia.
Sementara itu, Rektor Unsika Dr Sutirna mengatakan, pendidikan belum tentu menjamin untuk bisa keluar dari area pengangguran dan perbaikan hidup dan kehidupan (perubahan status ekonomi). Ia mengungkapkan, pengangguran terdidik semakin bertambah setiap tahunnya. (ed)