Fraksipan.com – Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris menilai, desalinasi air laut menjadi bisa menjadi solusi terhadap krisis air bersih yang melanda sebagian masyarakat. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) harus serius melakukan upaya pengembangan dan penyempurnaan teknologi ini.
“Pengembangan teknologi desalinasi di Indonesia terasa sulit. Karena ketika sudah ada prototipe, selalu mentah saat akan dibuat secara massal. Untuk itu, penting bagi kita untuk mendorong agar prototipe yang ada dipublikasikan ke dunia industri,” terang Andi saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (05/7/2018).
Menurut Andi, BPPT sepertinya kesulitan terhadap pengembangan prototipe desalinasi tersebut dikarenakan cost produksi yang cukup tinggi, dan kebijakan fiskal dan pajak yang ada di negara ini. Tingginya cost yang harus dikeluarkan investor bisa berdampak pada tingginya harga jual pada masyarakat.
“Maka prototipe teknologi desalinasi itu perlu dijual ke industri. Ketika industri itu ingin melakukan pengembangan, maka berikanlah keringanan-keringanan, baik itu keringanan fiskal, pajak, izin usaha dan lainnya,” terang anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Menurut Andi, pemerintah juga bisa menugaskan kepada industri yang sudah bergerak untuk mengembangkan prototipe-prototipe yang sudah ada. Karena industri tersebut memiliki dana Corporate Social Responsibility(CSR), sehingga harus didorong agar aliran dana CSR bisa tersalurkan secara tepat guna. Ini tinggal kemauan dan keseriusan pemerintah untuk menugaskan industri tersebut untuk mengembangkan teknologi desalinasi.
Legislator dapil Sulawesi Selatan ini menambahkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan yang juga merupakan sumber air. Ketika sumber air yang berasal dari tanah semakin sulit, tentunya air laut bisa dilakukan teknologi desalinasi. Indonesia bisa mencontoh Arab Saudi yang sudah mulai mengembangkan teknologi desalinasi sejak tahun 1980-an (ed)