Anggota Komisi VI DPR RI Jateng X, F-PAN, Andriyanto Johan Syah bersama Dubes RI untuk Ekuador, Dienneryati Tjokosuprihatono, dan Menteri Hidrokarbon Ekuador, H.E. Carlos Perez saat foto bersama untuk mengabadikan kunjungannya di Ekuador.

Fraksipan.com – Pameran Centro Interamericano de Artesanias Artes Pupulares (CIDAP) atau dikenal Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer Antar Amerika di Cuenca Ekuador, dimanfaatkan oleh anggota DPR RI dari PAN Andriyanto Johan Syah, untuk menggali potensi kerjasama Indonesia dengan Negara Ekuador.

Selama di Ekuador, moment tersebut dimanfaatkan untuk menggelar pertemuan dengan para Pejabat Tinggi di Ekuador. Hal tersebut dilakukan untuk bisa menggali potensi kerjasama antara Indonesia dengan Ekuador lebih baik lagi terutama dalam bidang Migas.

Dalam kesempatan itu, salah satu pejabat tinggi Ekuador yang ditemui, Menteri Hidrokarbon Ekuador, H.E. Carlos Peres atau di Indonesia dikenal sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral. Pertemuan itu didampingi Dubes Indonesia untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono.

Adapun tujuan dari pertemuan tersebut untuk menindaklajuti kunjungan kerja Dubes RI untuk Ekuador ke Indonesia pada 17 Mei 2017. Dalam pertemuan dengan Pertamina tersebut, dimana minat Pertamina untuk mengekspansi ke negara-negara Potensial seperti Ekuador, melalui partnership dengan perusahaan minyak besar yang sudah beroperasi di Ekuador.

Sementara dalam pertemuan itu, Menteri Hidrokarbon menyampaikan apresiasinya terhadap minat Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan Ekuador. Pada kesempatan tersebut dijelaskan secara garis besar mengenai peluang kerjasama yang ada di sektor Hidrokarbon Ekuador yang memang Ekuador memiliki kandungan minyak terbesar ketiga di Amerika Latin setelah Venezuela dan Brazil. Dimana sektor hidrokarbon dikuasai oleh negara dengan sektor Industri Migas sejak tahun 1920.

Selain itu terbuka untuk investasi dan partnership dengan pihak asing, dengan sejumlah perusahaan besar yang telah beroperasi di Ekuador, seperti Repsol (Spanyol), Eni (Italia), Tecpetrol dan Andes Petrolium (Konsorsorsium perusahaan Cina, CNPC, dan Sinopec). Terdapat pula service operator besar seperti schulmberger dan Halliburton, sehingga tidak perlu dilakukan importasi untuk mesin maupun peralatan Migas karena sudah tersedia di Ekuador.

Andriyanto dalam rilisnya juga menyampaikan bahwa salah satu partner lokal yang direkomendasikan oleh Menteri Hidrokarbon Ekuador untuk Pertamina adalah Petroamazonas. Yaitu bagian dari perusahaan minyak nasional Petroequador yang bergerak dibidang eksplorasi dan pengembangan.

“Sebagai langkah awal penjajakan partnership, Pertamina dapat mengirim Letter of Interest kepada Petroamazonaz mengenai ketertarikan untuk bekerjasama. Langkah selanjutnya adalah penandatanganan Confidentiality Agreement sebelum dilakukan pembicaraan dan negosiasi lebih lanjut,” terang anggota DPR RI asal Kabupaten Pemalang itu. (ed)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here