Paripurna 39, Fraksi PAN Menyoroti Perkembangan Ekonomi

1010
Paripurna DPR RI

Fraksipan.com – Dalam Paripurna 39 DPR RI yang dipimpin oleh wakil ketua DPR RI Taufik Kurniawan, Fraksi PAN DPR RI memberikan beberapa catatan dalam RAPBN 2016, terutama dalam bidang ekonomi.
Dalam tanggapan yang dibacakan oleh Hj. Laila Istiana DS, SE. tersebut, Fraksi PAN memperingatkan Pemerintah, agar tidak hanya merencanakan kebijakan yang ”ambisius”, tapi juga hendaknya Pemerintah memperhatikan beberapa fenomena yang akan sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Dari sisi global fraksi PAN menilai masih tingginya gejolak perekonomian dunia, baik dari sisi perkembangan ekonomi, nilai tukar, perdagangan antar negara hingga sisi pergerakan harga minyak dan harga komoditas. Ekonomi dunia diperkirakan semakin bertambah baik namun nilai tukar akan semakin volatile sejak China melakukan devalusi pada mata uang Yuan-nya dan menguatnya ekonomi Amerika Serikat.

Sisi yang lain, membaiknya perdagangan dunia pada tahun 2016 belum menjadi signal positif karena masih melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia, khususnya China.

Perekonomian domestik pada tahun 2016 masih diperkirakan juga masih lambat dibandingkan beberapa tahun lalu, baik karena perdagangan dunia maupun masih lemahnya kinerja pemerintah dalam belanja anggaran pemerintah.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam perpajakan justru kontraproduktif bagi perekonomian. Tidak hanya bagi sektor usaha yang cenderung menurun sepanjang Tahun 2015, namun juga pendapatan masyarakat secara umum.

Belum lagi dengan lemahnya peran pemerintah dalam menjaga nilai tukar yang diperkirakan jauh melambung tinggi dan melebihi batas pada saat krisis ekonomi tahun 1997/1998 yang lalu. Sebagai implikasinya, perekonomian Tahun 2016 masih belum bisa seperti yang diharapkan.

Atas dasar tesebut Fraksi PAN meminta pemerintah untuk tahun 2016 menjaga perekonomian domestik dengan memanfaatkan gejolak perekonomian dunia, khususnya melalui peluang peningkatan ekspor dengan perbaikan di sektor “dwilling time”.

Selain itu juga, meminta Pemerintah tidak hanya mengejar berbagai proyek pemerintah yang “ambisius” namun juga memperhatikan kebutuhan ekonomi masyarakat bawah seperti kondisi yang terjadi saat ini dimana daging sapi, cabe, tomat dan daging ayam mengalami kelangkaan dipasar. (ed)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here