Fraksipan.com – Ketua Komisi VI DPR RI mengatakan, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan reshuffle kabinet khususnya tim ekonomi di pemerintahan, tugasnya dalam menstabilkan perekonomian tidaklah mudah.
Hafisz mengaku masih meragukan kiprah Menteri Perdagangan baru, Thomas Trikasih Lembong. Hal ini menjadi penting karena kementerian itu merupakan salah satu mitra kerja Komisi VI DPR.
“Sepertinya menteri hasil reshuffle kabinet sedikit lebih baik dari menteri sebelumnya, lebih senior. Sementara kalau dari kementerian perdagangan kami belum pernah melihat kiprah Mendag yang baru ini di sektor perdagangan sebelumnya, kecuali dalam bidang moneter,” katanya digedung DPR RI, Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2015.
Anggota Dewan Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, di tengah kemerosotan ekonomi saat ini, Jokowi seharusnya bijak dalam melakukan perombakan timnya. Jangan sampai justru memperburuk kondisi yang terjadi.
“Nyatanya habis reshuffle nilai tukar rupiah terhadap dolar terkoreksi beberapa poin,” katanya.
Ini artinya dalam kondisi ini berat bagi kabinet untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik. “Banyak kawan-kawan yang pesimis melihat kabinet hasil reshuffle ini akan mampu memperbaiki ekonomi tumbuh enam persen seperti yang diinginkan Jokowi,” ujar dia.
Asumsi tersebut, menurutnya, mengacu pada beberapa masalah. Antara lain, penempatan pejabat negara yang belum berdasarkan pada the right man on the right place.
“Penempatan pejabat selama ini lebih pada balas budi saja,” katanya.
Selanjutnya, harga komoditas kebutuhan pokok yang masih tinggi, kecenderungan ekonomi masih merosot, dan neraca perdagangan masih defisit.
“Kita tahu ekspor turun dan impor meningkat dibanding tahun sebelumnya, pendapatan masyarakat terus merosot, terjadi inflasi di pedesaan. Ini menjadikan tingkat optimisme para pelaku bisnis turun,” ucapnya.
Selain itu, ada pula pertumbuhan produksi industri merosot dibanding 2014. Serta yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah kurs nilai tukar rupiah ambruk, di mana kondisi ini menunjukkan respons pasar yang kurang positif.
“Pertanyaannya adalah apakah tim ekonomi Jokowi yang baru akan mampu membenahi? Seperti yang saya katakan di awal tadi, walaupun sudah ada reshuffle namun pekerjaan Jokowi kedepan masih amat sangat berat,” Pungkasnya. (ed)