Fraksipan.com – Anggota DPR RI Dapil Kalbar, H Sukiman SPd, MM menggelar dialog kebangsaan dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI, di Aula Hotel Grand Narita Sanggau, Sabtu (10/2/2018).
Dalam dialog kebangsaan tersebut, Sukiman menjelaskan, berdasarkan kajian tim pakar dari DPR MPR, melalui para profesor dan bahkan mantan-mantan Anggota dan kajian dari Kampus, akhir-akhir inikan nasionalisme agak sedikit meluntur terutama dikalangan generasi muda.
“Oleh karena itu memang tidak ada pilihan lain harus dihidupkan kembali sosialisasi empat pilar ini, sehingga bisa dipahami apa sebenarnya pancasila itu, apa yang menjadi tugas kita dalam rangka manusia yang pancasialis, ” ujar legislator dari Fraksi PAN itu.
Sukiman mengatakan, penyebab dari rasa nasionalisme turun dikalangan generasi penerus, kemungkinan kurangnya pemahaman, terlalu ego kelompok, ego yang berkaitan dengan kesukuan, keagamaan dan lainya.
“Saya pikir karena dari segi dampak daripada komunikasi dan informasi yang terbuka. Tetapi juga kita tidak menutup mata bahwa melalui informasi itu banyak nilai-nilai positif yang bisa kita pelajari, ” tegasnya.
Menjelang Pilkada serentak, Sukiman menambahkan, sentimen Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) kerap muncul ketika jelang Pemilu. Ada kelompok-kelompok yang sengaja memainkan isu tersebut untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek.
Bahkan, Ia tak memungkiri adanya oknum politisi yang ikut-ikutan memainkan isu tersebut. Sukiman menyebut, oknum politisi seperti itu sesungguhnya tidak punya kemampuan.
“Karena mungkin satu-satu jalannya. Tapi sebenarnya kalau dia punya nilai tawar, punya kemampuan, punya wawasan, saya pikir dia tidak akan menggunakan itu. Itu tidak baik, karena memperuncing perbedaan. Politisi yang menggunakan SARA sebenarnya mereka tidak punya nilai tawar, mereka gunakan pendekatan sektarian,” tegasnya.
Untuk itu, semua unsur diminta tidak mengguakan itu. Dalam Pilkada, lanjutnya, adalah adu ide, adu gagasan dan komitmen untuk membangun. Ia menegaskan Siapapun pemimpinnya nanti, program dan gagasan itulah yang harus dilaksanakan.
“Karena itu, ini yang harus kita dorong dan berikan pembelajaran kepada masyarakat. Pesan saya, mari pilih pemimpin itu yang punya program, punya ide dan bisa dilaksanakan. Soal siapa, kembali kepada hati nurani masyarakat,” harapnya.
Sosialisasi empat pilar ini, lanjutnya, sebagai asas pendidikan politik dan pebelajaran bagi masyarakat.
“Saya pikir bagi para tokoh ini harus dipahami. Jangan sampai menggunakan ruang yang sempit ini digunakan untuk hal-hal dalam jangka pendek. Kalaupun berhasil lah dia, akan mengorbankan kesatuan dan persatuan,” ujarnya. (ed)