Fraksipan.com – Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta pemerintah untuk meningkatkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional. Pasalnya, dengan jumlah ratusan masyarakat yang telah menjadi korban, serta banyak infrastruktur dan sarana publik yang rusak, bantuan harus diupayakan secara maksimal.
“Kita melihat pemerintah belum menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Padahal dengan jumlah korban yang mencapai ratusan, dan banyaknya infrastruktur yang rusak, sudah selayaknya musibah ini statusnya menjadi nasional. Ini dalam kaitan agar penanganan yang dilakukan bisa lebih cepat dan maksimal,” tegas Taufik ketika dihubungi via telepon, Minggu (11/8/18).
Adapun syarat sebuah bencana ditetapkan bencana nasional yakni pemerintah daerah tak lagi sanggup mengatasi dengan sumber daya yang dimiliki untuk menanggulangi peristiwa yang terjadi. Kemudian, pemerintah mengirimkan surat ke presiden.
Setelah presiden memutuskan bencana nasional, maka pemerintah pusat akan membantu penuh jalannya penanggulangan bencana.
Pimpinan DPR RI Koordinatior Bidang Ekonomi dan Keuangan itu pun menilai, jika penanganan tidak dilakukan secara maksimal, selain berdampak kepada masyarakat NTB, namun juga dunia pariwisata. Pasalnya, beberapa kawasan di NTB sedang diperkenalkan sebagai destinasi pariwisata halal. Misalnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika. Bahkan, Gili Trawangan pun sudah dikenal luas.
“Kita terus mendorong pemerintah untuk mengupayakan penanganan yang terbaik untuk Lombok. Recovery harus segera dilakukan. Sehingga, secepatnya masyarakat dapat bangkit kembali, dan pariwisata di sana tidak terdampak secara serius, dan tetap bisa mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara,” terang Waketum PAN itu.
Beberapa hari lalu dilaporkan, gempa itu telah merenggut 381 korban jiwa. Korban luka-luka berjumlah 1.033 orang, terdiri atas 672 orang luka berat dan 361 orang mengalami luka ringan. Sebanyak 22.721 unit rumah rusak akibat gempa, terdiri atas 9.220 unit rumah rusak berat, 723 unit rumah rusak sedang, dan 12.778 unit rumah rusak ringan. Sebanyak 270.168 orang harus mengungsi. (ed)