Fraksipan.com – Anggota Komisi VII DPR RI Totok Daryanto merasa miris akan status pengimpor BBM yang disandang negara ini. Sebab, sumber daya alam maupun manusia yang dimiliki mampu menjadikan Indonesia sebagai pengekspor minyak.Dengan demikian, akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Mungkin ada yang berpikir, Indonesia ini punya SDA, tapi kok impor yah?. Singapur saja, tidak punya minyak tapi bisa ekspor. Makanya, saya merasa ada yang salah dengan negara kita. Bontang pun bisa menjadi daerah pengekspor minyak,” sesalnya.
Oleh sebab itu, dia bisa memberikan jaminan dukungan atas wacana pembangunan kilang yang dianggap harga mati oleh Walikota Bontang, Neni Moerniaeni.
“Saya yakin, jika punya niat baik, pasti ada jalan. Jadi saya katakan, bukan hanya kilang Bontang yang harga mati. Tapi kilang di Indonesia itu harga mati untuk dibangun,” tegas dia.
Sebagai solusi, dia pun menilai penting dilakukan revisi terhadap Undang-Undang perminyakan saat ini. Mungkin perlu dibuat norma tertentu terkait kebijakan Minyak dan Gas (Migas) tanah air.
“Misalnya, kita tidak boleh lagi impor minyak, melainkan mengoptimalkan SDA yang ada. Dengan begitu, bisa meningkatkan kesejahteraan 250 juta lebih penduduk kita,” jelasnya
Direktur Mega Proyek Kilang Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan, dari total kebutuhan dalam negeri yang berkisar 1,6 jt barel terhadap minyak mentah, kilang milik PT Pertamina hanya bisa mengolah sekira 900 ribu barel per hari.
“Artinya, ada sekitar 700 ribu barel yang harus diimpor, atau kekurangannya sekitar 40 persen,” jelasnya di Bontang belum lama ini.
Kondisi tersebut dinilai miris ketika dibandingkan dengan negara Singapura. Diketahui memiliki kapasitas infrastruktur kilang 1,6 hingga 2 juta barel per hari. Sedangkan untuk keperluan dalam negeri, negara tersebut hanya butuh 150 hingga 200 ribu barel per hari.
“Dengan kata lain, Singapura hanya butuh 10 persen untuk kebutuhan dalam negeri. Sedang sisa 90 persen itu bisa dieksport ke luar. Padahal, kita punya SDA melimpah yang bisa diolah,” jelasnya. (ed)